Membuat Esai
Perjalanan Sastra
Sastra Indonesia merupakan warisan budaya. Di era saat ini yaitu era globalisasi membawa tantangan besar, tetapi juga sekaligus membuka peluang untuk sastra Indonesia.
Di era globalisasi saat ini informasi dan hiburan global salah satunya masuknya luar, memiliki potensi besar mengurangi minat generasi muda Indonesia terhadap sastra Indonesia. Selain itu, era digital ini mengubah cara kita dalam menerima informasi. Kebiasaan membaca buku dalam bentuk fisik juga semakin berkurang, terutama pada kalangan muda yang lebih sering menggunakan handphone. Hal ini menjadi tantangan bagi penulis sastra untuk menemukan dan menyesuaikan platform dengan preferensi pembaca untuk mendapatkan pembaca.
Bahasa Inggris sebagai bahasa global mempunyai pengaruh kuat terutama pada kalangan generasi muda. Saat ini penggunaan bahasa Inggris atau istilah-istilah asing cukup sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.Hal tersebut membuat penggunaan bahasa Indonesia tidak digunakan baik dan benar, serta pelestarian kekayaan kosakata dan gaya bahasa daerah, menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia saat ini. Banyak sekali anak muda saat ini yang lebih tertarik menikmati karya asing dibandingkan karya sastra Indonesia, seperti drama dan musik. Contohnya adalah musik China, Korea, dan Amerika.
Di sisi lain, sastra dapat berkembang dengan berbagai cara. Teknologi digital membuat sastra yang bisa dibuka lewat handphone atau komputer di Media Sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, e-book, dan lain-lain. Ini bisa membuat anak muda lebih tertarik dan penulis menjangkau lebih banyak pembaca.
Sastra dapat menjadi tempat atau sarana untuk menyampaikan kritik dan menggambarkan realita. Sastra Indonesia juga dapat menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan budaya kita Indonesia ke dunia.
Masa depan sastra Indonesia kedepannya tidak ditentukan oleh tantangan atau peluang, tetapi bagaimana kita meresponsnya. Terutama generasi muda terus melestarikan karya sastra Indonesia.
Belajar dan menulis sastra merupakan dua kegiatan positif. Belajar memberikan kita banyak manfaat salah satunya menambah pengetahuan. Sedangkan, menulis sastra adalah salah satu kegiatan yang dapat menuangkan ide dan isi pikiran menjadi sebuah karya. Menurut saya karya sastra bukan hanya sekadar kumpulan kata-kata, tapi juga dapat menjadi cerminan atau gambaran dari kehidupan, perasaan, keadaan, dan pemikiran penulis ataupun penikmat karyanya. Ide membuat karya juga bisa didapat dari pengalaman orang sekitar/ orang lain untuk dikembangkan lagi. Selain itu, dapat juga dengan membaca novel, puisi, atau cerita pendek itu dapat menambah kosakata sastra baru untuk dijadikan inspirasi dalam menulis. Dengan menulis saya dapat dengan bebas menuangkan imajinasi, perasaan, dan isi pikiran menjadi sebuah tulisan/ karya. Itu dapat menjadi motivasi untuk menulis sastra.
Dalam penulisannya, karya sastra juga mempunyai etika. Menulis karya sastra adalah sebuah proses kreatif. Terdapat dua aspek utama etika dalam menulis karya sastra adalah tidak mencontek karya orang lain dan tidak memanfaatkan kemudahan AI. Salah satu prinsip dalam menulis adalah keaslian. Mengambil ide, mencontek atau menjiplak dari karya orang lain adalah tindakan yang tidak etis, tapi juga merugikan penulis. Dengan tidak mencontek karya orang lain juga adalah bentuk cara kita menghormati karya orang lain. Ketika seseorang menyalin karya orang lain atau menggunakan AI, maka penulis kehilangan kesempatan untuk mengembangkan gaya penulisannya dan ciri khas yang ada dalam karyanya. Karena, setiap penulis memiliki pengalaman, pandangan, dan cara berpikir yang berbeda. Dengan tidak mencontek karya orang lain juga adalah bentuk cara kita menghormati karya orang lain.
Dalam menjalani mata kuliah menulis sastra saya mendapatkan banyak hal berharga. Bahwa karya sastra itu unik. Pak Jumaidi sering memberi pesan kepada kami untuk terus, membaca, membaca, membaca, dan membaca. Pesan tersebut saya selalu mengingat nya, selain itu saya juga jadi tau bahwa menulis sastra itu apa adanya dari penulis tidak perlu menggunakan AI atau kecerdasan buatan lainnya. Jadilah diri sendiri dan apa adanya dalam menulis karya sastra. Karena setiap penulis mempunyai ciri khas nya tersendiri dalam karyanya.
Sastra Indonesia adalah warisan berharga, mari kita jaga dengan menulis dan melestarikannya. Jangan biarkan ide-ide, imajinasi, pemikiran, disia siakan. Tuangkan semuanya dalam tulisan yang akhirnya menjadi sebuah karya. Mari kita usahakan sastra Indonesia tetap ada dan berkembang di masa depan.