Mencari Jenis-jenis Puisi Lama, Baru, dan Modern
Nama : Misnawati
NIM : 2430302020011
Mata Kuliah :Menulis Kreatif Sastra
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang telah berkembang sejak zaman dahulu hingga kini. Setiap masa melahirkan karakteristik dan keunikan puisi tersendiri, mulai dari puisi lama yang kental dengan aturan dan tradisi, puisi baru yang lebih ekspresif dan terbuka, hingga puisi modern yang penuh kebebasan dalam berekspresi. Pemahaman terhadap jenis-jenis puisi ini diharapkan dapat menambah wawasan, menumbuhkan kecintaan kita terhadap sastra, serta mendorong kreativitas dalam berkarya.
Jenis-jenis puisi:
1. Puisi Lama
Puisi lama merupakan jenis puisi tradisional yang terikat oleh aturan-aturan tertentu seperti jumlah baris, jumlah suku kata per baris, pola sajak, dan irama. Puisi lama biasanya bersifat anonim dan berkembang secara lisan di masyarakat.
Ciri-ciri Puisi Lama:
1. Anonim (tidak diketahui pengarangnya)
2. Disampaikan secara lisan
3. Terikat aturan ( jumlah baris, rima, irama, dan pola tertentu)
4. Mengandung nilai adat, budaya, dan kepercayaan
Jenis-jenis puisi lama:
1. Pantun
Terdiri dari 4 baris dengan pola sajak a-b-a-b. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran, baris 3 dan 4 sebagai isi. Biasanya tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. Pantun sering dipakai untuk menyampaikan pesan, cerita, atau humor.
2. Syair
Berasal dari Persia, terdiri dari 4 baris dengan pola sajak a-a-a-a. Semua baris berisi isi (tidak ada sampiran). Syair biasanya berisi nasihat, cerita, atau pujian.
3. Gurindam
Terdiri dari 2 baris dengan pola sajak a-a. Baris pertama berisi syarat, baris kedua jawaban atau akibat. Gurindam berisi nasihat atau petuah.
4. Karmina (Pantun Kilat)
Mirip pantun tapi hanya terdiri dari 2 baris dengan pola sajak a-a. Biasanya berisi sindiran atau humor.
5. Seloka
Mirip pantun berkait, terdiri dari bait yang saling sambung-menyambung. Pola sajak bisa a-a-a-a atau a-b-a-b. Seloka berisi sindiran, ejekan, atau senda gurau.
6. Talibun
Terdiri dari bait dengan jumlah baris genap (6, 8, 10, dst). Setengah baris awal sebagai sampiran, setengah baris akhir sebagai isi. Pola sajak mengikuti pola pantun dengan jumlah baris yang lebih banyak.
7. Mantra
Ujaran lisan berirama yang dipercaya memiliki kekuatan gaib. Biasanya digunakan dalam ritual dan mengandung bahasa metafora dan esoterik
2. Puisi Baru
Puisi baru muncul pada masa modern dan tidak terikat oleh aturan ketat seperti puisi lama. Ciri khasnya adalah kebebasan dalam bentuk, jumlah baris, suku kata, dan pola sajak. Puisi baru lebih menekankan ekspresi perasaan dan imajinasi penyair.
Ciri-ciri Puisi Baru:
- Dikenal nama pengarangnya
- Tertulis secara eksplisit
- Masih memiliki struktur rima dan bait
- Menggunakan bahasa yang indah dan kiasan
Jenis-jenis Puisi Baru:
1. Balada
Puisi naratif berisi cerita, biasanya tentang kepahlawanan atau tragedi.
2. Himne
Puisi pujaan kepada Tuhan, tanah air, atau tokoh besar.
3. Ode
Puisi pujaan yang penuh semangat, nada tinggi dan agung.
4. Epigram
Puisi pendek berisi nasihat atau ajaran hidup.
5. Romansa
Puisi yang mengungkapkan perasaan cinta.
6. Elegi
Puisi duka cita atau ratapan.
7. Satire
Puisi sindiran terhadap keadaan sosial/politik.
3. Puisi Modern (Kontemporer)
Puisi modern adalah puisi yang lebih bebas lagi, tidak terikat pada aturan rima, bait, atau irama tertentu. namun tetap memperhatikan musikalitas dan estetika bahasa. Dengan variasi jenis berdasarkan isi dan bentuk tersebut, puisi modern memungkinkan ekspresi yang lebih luas dan kreatif dalam karya sastra.
Ciri-ciri Puisi Modern:
• Bebas dari aturan baku
• Diksi lebih ekspresif dan simbolis
• Kadang berbentuk visual (puisi konkret)
• Penekanan pada makna dan emosi, bukan bentuk
• Dikenal gaya individual tiap penyair
Jenis Puisi Modern Berdasarkan Isi:
1. Puisi naratif
Menyampaikan cerita, seperti epic, romansa, dan balada.
2. Puisi lirik
Mengungkapkan perasaan dan gagasan penyair.
3. Puisi deskriptif
Mengemukakan pendapat dan kesan penyair